Jumat, 03 April 2015

Pojok: Kembali Pada Permainan Tradisional dan Dongeng




                Negara kita sudah di ambang kehancuran karena berbagai hal, baik dari luar maupun dalam. Penjajahan berbagai aspek, pemecah belah, pembodohan massal, dan hal-hal mengerikan lainnya.

            Salah satu ancaman yang harus kita perangi adalah pembodohan massal. Bukan Cuma bangsa luar yang melakukan berbagai cara untuk melakukan pembodohan massal kepada kita, generasi penerus bangsa, tetapi juga bangsa kita sendiri. Penggunaan gadget sejak kecil dan banyaknya tontonan tidak bermutu di televisi adalah beberapa contoh pembodohan massal yang dilakukan oleh bangsa kita sendiri.

            Penggunaan gadget sejak kecil membuat anak rentan membuat anak menjadi antisosial, mereka jadi sibuk dengan gadget tanpa memperhatikan sekitar, permainan tradisional digantikan oleh game di gadget, acara bermain di rumah teman untuk sekedar berbincang atau bermain digantikan dengan menatap layar gadget sambil chatting di grup BBM, Whatsapp, Line, dll. Atau SMS. Inilah dampak dari globalisasi, mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Seharusnya orangtua membatasi pemakaian gadget pada anak sehingga mereka bisa lebih sering bermain permainan tradisional yang lebih banyak manfaat ketimbang game, seperti sportivitas dan lebih banyak interaksi sosial. Dan tentu, itu juga berlaku untuk kita, sebagai penerus bangsa, kita harus bisa membuat gadget sebagai alat bagi kita, jangan sampai kita yang diperalat gadget. Jangan sampai permainan tradisional seperti Balogo, Batewah, atau bahkan petak umpat dan lainnya hilang karena anak-anak lebih suka bermain game seperti Get’s Rich, Clash of Clans, dan yang lain. Kalau kita tidak melestarikannya, siapa lagi?



            Selain itu juga, anak-anak sekarang sudah diracuni dengan berbagai tayangan tidak bermutu, mulai dari berbagai variety show yang cuma mengumbar komedi tidak mendidik, seperti perkataan tidak sopan dan senonoh serta berbagai kekerasan fisik juga bully. Ini membuat anak-anak berpandangan bahwa hal-hal tersebut biasa dan dijadikan bahan untuk bercanda. Dan juga, sinetron tidak mendidik yang mengajarkan pergaulan bebas dan banyak adegan kekerasan. Padahal, jaman dahulu, banyak dongeng anak yang mendidik dan mengajarkan berbagai hal penting bagi kehidupan mereka kelak. Sayang, orangtua jaman sekarang bahkan terlalu sibuk untuk bisa mendongeng untuk anak sebelum tidur, sehingga para anak didongengkan oleh sinetron tidak mendidik.

            Nah, sekarang waktunya kita yang merubahnya. Kurangi gadget, ajak anak sekitar rumah yang sibuk dengan teknologi bermain permainan tradisional bersama. Tidak usah menghujat berbagai acara tidak mendidik di televisi, cukup ganti channel atau mematikan televise sekalian, karena kalau tidak ada yang menonton, ratingnya menurun dan nantinya pasti akan dihapus, kalau kita menghujat malahan membuat acara tersebut semakin terkenal, banyak acara yang lebih mendidik bahkan termasuk film karya anak bangsa, kalau punya adik, ajak dia menonton bersama acara dan film mendidik, atau dongengkan dia.

            Ayo, kita selamatkan generasi kita dan penerus kita, buat kita dan mereka kembali kepada permainan tradisional dan dongeng!

Terbit: Once Upon A Time. Jumat, 27 Maret 2015